Senin, 25 Juli 2011

malam terakhir itu . . . .

Semuanya menginsprirasikan segala yang dipikirkan, hati berkecamuk tak karuan, kesedihan dan senang itu hadir secara bersamaan dan tak kenal waktu dan situasi. Melihatnya hati teriris dan tersenyum, tak mengerti apa yang dipikirkan, semuanya tertulis untuk memudarkan segala lara ini.
Segenap perasaan menghancurkan, tetapi lubuk hati melebihkan segala yang terjadi bukan suatu yang salah bagiku, karena itu hakikatnya diriku dan inilah aku. Perasaan itu selalu tak bisa di pungkiri walaupun tlah berniat munafik tetapi tetap tak bisa.
Mataku tak lepas dari keindahan ciptaan tuhan itu, menghayalkan segala yang diharapkan dan karena hati terbawa suasana yang ingin memilikinya. Dekat, berbicara dan menatapnya membayangkan ada seseorang yang berada di sisi.
Aku menyukai cara bicaranya, cara bertingkahlakunya, dan caranya berbicara denganku. Semua itu tentu tak akan terlupakan, karena yang pertama itu susah untuk di gantikan.
Pagi yang akan segara menjelang tak hayal akan menghapuskan memori ini. Ingin meraih satu bintang itu, tapi tangga impian itu tak pernah di temukan. Hati sangat ingin.. dan selalu ingin . . tetapi sedih itu tetap akan ada karena kelak semuanya akan kembali seperti sedia kala malah lebih menyakitkan lagi. Tanpa suaranya, tanpa wajahnya dan tanpa gelak tawanya. Aku kan kehilanagan untuk selama – lamanya.
Dua bulan waktu yang singkat untuk memupuk segala memori yang indah. Walau hanya hatiku yang berbicara dan mengoceh, ya sudahlah... ini takdir dan hidupku, hanya Tuhan yang tahu akhir semua cerita manis pahit ini.
Ingin selalu bersama, tapi tentu tak bisa terwujud. Semua senang dan bahagia itu ku dapatkan walau hanya menatapnya lekat – lekat. Cinta itu ku pancarkan di sela- sela ku melihatnya tapi tak ada yang pernah ada yang bisa mengartikan kejadian itu, hanya aku dan penciptakulah yang  tahu itu.
Terimakasih masih melihatkan wajahmu padaku . .
Terima kasih telah memperdengarkan suaramu untukku . ..
Terima kasih atas segala perbincangan, walau tak ada arti dan kesan mendalam bagimu, tapi itu sungguh menjadi berkah besar dan kesenangan sesaat yang patut untuk aku syukuri.
Terimakasih karena kau tetap disekitarku, walau semua ini tak berguna..
Semoga ada yang mendangarkan jeritan manis ini dan bisa merasakan apa yang aku rasakan saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar